Si malaikat kecil menolak lagi, kali ini bahkan kaki mungilnya menendang-nendang dada ibunya dengan sangat keras. Wanita setengah baya itu merasa penolakan ini lebih menyakitkan daripada ditolak oleh cinta pertamanya. Dunia serasa hancur, fikiran negatif mulai menggelitik… haruskah menyerah ?

Biasanya mogok menyusu ini berlangsung antara dua hingga lima hari, tapi bisa juga menjadi lebih lama. Kalau berkepanjangan maka Ibu akan kelelahan jika harus terus menerus memerah ASI yang tentu saja jumlahnya kian hari akan kian menipis. Duh, bagaimana ini ?

Saat bayi mogok menyusu memang saat yang sungguh memusingkan. Bayi jadi lebih sering menangis dan frustasi akibat rasa lapar dan fase oral (untuk menghisap atau suckling) yang tidak tersalurkan, beberapa bayi bahkan jadi mengalami penurunan berat badan.

Namun ternyata yang susah bukan hanya bayi, tapi ibunya juga. Perasaan sedih kerap menghampiri dan secara perlahan akan memutuskan motivasi untuk melanjutkan menyusui si kecil. Jika bayi mendadak mogok menyusu, segera pelajari apa yang terjadi agar tak ragu temukan solusi !

Saat bayi mendadak menolak menyusu, yang terpenting adalah berfikir positif. Hindari godaan yang berbisik bahwa :

  • bayi tidak suka pada ibunya; hal ini tidak mungkin terjadi karena secara insting bayi belum mengenal arti membenci atau tidak suka,
  • bayi sedang menyapih dini (early weaning); hal ini kurang tepat karena penyapihan adalah proses dan tidak terjadi secara tiba-tiba, wong kemarin masih mau menyusu kok hari ini mendadak tidak mau?
  • bayi tidak suka rasa ASI; hal ini kurang pas, karena meskipun jenis makanan ibu beragam tapi rasa ASI cenderung stabil dan bayi sudah biasa dengan perubahan rasa makanan sejak dalam rahim.
  • ASI basi atau ASI terpolusi, biasanya dikatakan seperti ini pada kondisi ibu yang baru saja pulang dari berpanas-panasan; hal ini tidak benar karena payudara merupakan tempat penyimpanan ASI yang paling higenis dimana tidak mungkin menjadi terpapar kuman sehingga menjadi basi apalagi terpapar polusi.
  • ASI tidak cukup sehingga bayi menolak karena tidak puas; hal ini tentu tidak tepat karena produksi ASI bersifat supply based on demand dimana ASI akan diproduksi sesuai dengan jumlah ASI yang dikeluarkan dari payudara (baik melalui pelekatan langsung oleh bayi maupun melalui kegiatan memerah ASI dengan tangan atau dengan pompa). Yang lebih sering terjadi adalah bahwa ASI keluar tersendat-sendat, hal ini dapat membuat bayi menjadi tidak sabar dan marah. Untuk ini perlu diberikan rangsangan terhadap let down reflex dengan memerah ASI sedikit. Hal ini dilakukan untuk memancing hormon oksitosin yang mendorong ASI keluar sehingga bayi bisa mendapatkan ASI dengan lebih cepat di awal proses menyusu.
  • dan mungkin masih banyak alasan negatif lain

Ahh, daripada berfikir negatif, lebih baik mencoba cari tahu dulu, kenapa sih malaikat kecil itu menolak menyusu secara mendadak ? Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan :

Apakah bayi dibiasakan minum ASI perah dengan menggunakan botol dot? Jika ya, maka kemungkinan besar penyebabnya adalah bingung puting (nipple préférence) yakni suatu kondisi dimana bayi lebih memilih minum ASI melalui botol dot ketimbang langsung dari payudara ibu. Kenapa ? Karena menyusu melalui botol dot lebih mudah dan mekanismenya berbeda dengan menyusu pada payudara. Saat minum melalui botol dot, aliran ASI lebih lancar dan bayi tidak perlu memijat payudara untuk dapat mengeluarkan air susu. Dianjurkan untuk mencoba ganti cara pemberian botol dot dengan cangkir kecil, pipet tetes atau sendok. Saat bayi terbiasa terpisah dari botol dot maka secara perlahan akan lebih mudah kembali ke payudara ibu karena bayi tengah mengalami fase oral dimana menyusu dapat memuaskan hasratnya.

Apakah puting susu mengalami luka pada hari-hari terakhir sebelum bayi mendadak menolak menyusu? Jika ya, maka kemungkinan besar luka pada puting susu memberi rasa yang berbeda pada ASI sehingga membuat bayi menolak. Dianjurkan untuk memperbaiki posisi mulut bayi saat menyusu agar menyusu menjadi lebih efektif dan puting susu terhindar dari iritasi dan luka.

Apakah pada bagian tubuh bayi terdapat luka yang terlihat, misal luka memar? Atau mungkin lukanya kasat mata ? Jika ya, maka kemungkinan cara menggendong membuat bayi merasa kesakitan dan tidak nyaman. Dianjurkan untuk mencoba menyusui dengan posisi tidur sehingga lebih sedikit bagian tubuh bayi yang tertekan.

Apakah ada perilaku dari ibu yang berubah? Misalnya ibu mengganti merk parfum atau mengganti aroma sabun mandi / shampoo ? Jika ya, maka kemungkinan bayi merasa kurang nyaman dengan aroma yang baru tersebut. Dianjurkan untuk sebisa mungkin kembali ke prilaku awal.

Apakah ibu bereaksi berlebihan? Misalnya tanpa sengaja berteriak kesakitan saat bayi menggigit (atau menggusit – menggigit pakai gusi) payudara ? Jika ya, maka kemungkinan bayi trauma. Ia belum memahami kenapa ibunya menjerit waktu itu sehingga saat hendak mulai menyusu lagi, bayi sudah menolak terlebih dahulu. Dianjurkan untuk bercanda dulu dengan si kecil sebelum menawarkan payudara, tersenyum dan ajak dia tertawa dulu.

Apakah ibu stres belakangan ini? Jika ya, ini dapat berpengaruh karena bayi yang menyusu pada ibunya memiliki ikatan atau bonding yang cukup kuat. Ketidaknyamanan ibu dapat dirasakan oleh bayi sehingga membuat bayi menjadi rewel. Lupakan hal lain saat hendak menyusui si kecil, jika perlu putar musik lembut dan nikmati waktu berdua saja dengannya.

Apakah bayi berganti pengasuh? Misalnya saat ibu kembali bekerja, atau setelah memiliki pengasuh baru, bayi mendadak menolak menyusu pada ibu. Jika ya, tidak perlu buru-buru memecat nanny barunya tapi lebih dianjurkan untuk lebih banyak menghabiskan waktu dengannya setelah pulang dari kantor, misalnya gendonglah si bayi lebih sering serta tidurlah di sampingnya.

Haduh, bingung juga yah karena ternyata banyak sebab kenapa bayi bisa mendadak menolak menyusu. Berikut beberapa tips yang mungkin bisa membantu ibu mengatasi masalah mogok menyusu ini, yakni :

  1. Lakukan lebih banyak kontak kulit, habiskan lebih banyak waktu bersama si malaikat kecil berdua saja dalam suatu ruangan dimana ibu tidak mengenakan pakaian atas (topless) dan si dedek hanya menggunakan celana dalam atau popok. Biarkan si kecil bereksplorasi sendiri, tidak perlu dipaksa untuk mendekat pada ibu karena dengan sendirinya ia akan mendekati ibunya. Tidak perlu memaksa si kecil untuk langsung menyusu karena mungkin dia akan mendekati ibunya lalu mungkin hanya akan tertidur di dada ibunya tanpa sempat menyusu, begini saja sudah menunjukkan tanda positif. Jika satu kali belum berhasil, coba lagi. Cara ini membantu si kecil untuk ‘mengenal kembali’ ibunya.
  2. Tunggu hingga bayi sangat mengantuk, karena banyak bayi yang cenderung tidak menolak saat dalam kondisi setengah teler. Hindari memaksa bayi menyusu ke payudara, misalnya dengan mendorong kepalanya agar mendekat ke payudara, karena penolakan bisa berlanjut menjadi semakin panjang.
  3. Tawarkan lebih sering, khususnya saat bayi sedang merasa senang dan sedang berada di tempat favoritnya, misalnya saat dia tengah bermain, saat dia selesai makan, saat dia mandi…. di mana pun, kapan pun. Namun jangan paksa jika ia menolak.
  4. Coba menyusui sambil menimang-nimang misalnya sambil berjalan-jalan atau sambil duduk di kursi goyang, karena gerakan lembut dapat mengurangi emosinya untuk menolak. Misal, ajak si kecil muter-muter komplek rumah dengan mobil, duduk berdua dengan dia di kursi belakang, ayunan mobil dapat membantu si kecil meredakan emosinya.
  5. Redupkan lampu kamar, redakan suara-suara yang keras agar bayi merasa lebih tenang dan nyaman. Biasanya bayi yang berusia 6-9 bulan sudah lebih waspada terhadap keadaan di sekitarnya sehingga gangguan sedikit saja dapat membuatnya tidak benar-benar menyusu melainkan hanya sekedar menempel saja pada payudara.
  6. Coba ganti posisi menggendong si kecil, seperti telah dijelaskan sebelumnya bisa jadi posisi atau cara menggendong membuat bayi tidak nyaman sehingga ia menolak untuk menyusu.
  7. Kenakan pakaian yang simpel dan ga ribet, yang memungkinkan bayi sangat mudah mendapatkan akses ke payudara, jika memungkinkan kenakan lebih sering baju menyusui sehingga ibu tidak perlu membuang waktu banyak untuk membuka kancing baju terlebih dahulu. Hanya berbeda beberapa detik, tapi saat dirasa terlalu lama oleh bayi maka ia sudah keburu kehilangan minat untuk menyusu.
  8. Bawa ke dokter anak, just in case ternyata bayi mengalami luka yang tidak terlihat seperti infeksi telinga, lidah berjamur (thrust), dsb. Ada kalanya bayi membutuhkan tindakan medis karena tengah mengalami sakit yang membuatnya tidak nyaman saat menyusu.

Intinya, saat bayimu menolak menyusu itu bukan akhir dunia. Kenali dulu penyebabnya kemudian coba lakukan beberapa trik tersebut. Yang sabar yah, karena kesabaranmu akan berbuah manis. Selamat (kembali) menyusui !


Terdapat pada kategori Informasi pada 13 Feb 2012

Informasi Lainnya

Yuk, Berpartisipasi Dukung AIMI

AIMI 15th SEHATI Virtual Run & Ride

MengASIhi x COVID-19